Lika liku Pemimpin

Keberhasilan pemimpin adalah ketika dia mampu menjalankan fungsi manajemen. Tapi kalau pemimpin gagal memanage pekerjaan dan person maka pemimpin itu yang akan susah sendiri, kerja sendiri, menanggung sendiri pekerjaan dan bukan tidak mungkin dicap pemimpin gagal. Untuk apa ada staf kalau hanya pemimpin yang kerja. Ini juga yang saya rasakan. Hari ini saya melakukan pekerjaan staf ngantar surat dengan alasan saya berpikir  tidak mau menyusahkan staf, berapa lagi ongkos yang harus saya keluarkan kalau saya menyuruh staf. Padahal kepercayaan harus diberi dan pemimpin harus memanage pegawai, jangan semua melulu dikerjakan pemimpin. Memang ironi sekali PNS di kantor saya, tidak ada program, disuruh buat program kerja, sudah diberi format , sudah diberi petunjuk jelas , tidak dilakukan sampai saat ini. Belum lagi malas, jam kerja diatur sendiri, mau datang jam berapa semaunya, mau pulang jam berapa semaunya, datang telat tidak ada rasa malu pada pimpinan, mau keluar kantor pun tidak ada rasa hormat kepada pimpinan karena diam diam sudah keluar tanpa pemberitahuan, belum lagi sifat tidak disiplin, tidak bertanggung jawab terhadap tugas, pandang enteng, tidak ada kesadaran kerja, tidak punya etika birokrasi, tidak kreatif, kerjanya tidak jelas, jelas kalau terima gaji dan tunjangan. Bahkan ada tenaga honor yang lebih rajin daripada PNS, ada sekdes yang lebih mampu mengerjakan tugas kepala seksi. Ironi sekali. Memang kesimpulan saya kesalahan ada pada saya sebagai pimpinan yang “tidak tegas” menjalankan aturan kepegawaian melalui punishmet dan reward. Terkesan memang terjadi pembiaran dari pimpinan terhadap fenomena ini. Pemimpin yang lebih banyak pakai perasaan manusiawi. Memang kalau itu berbicara aturan kepegawaian , harus tegas apapun resikonya. Ketiak pemimpin bertindak menurut aturan, sopan, menghargai, bukan untuk kepentingan diri maka tidak usah takut. Ya pegawai yang malas jangan dimanja seperti yang terjadi selama ini, uang Tunjangan tambahan penghasilan tetap di beri full, daftar hadir dimanipulasi, pegawai dimanja dengan pemberian seragam, diajak makan/minum, jalan jalan tanpa ada unsur pembinaan disana. Harus ada perbedaan pegawai yang rajin dan malas dan wewenang pembinaan pegawai ada pada pimpinan. Tentu jauhlah dari pemimpin otoriter, tapi pemimpin juga harus selalu memberi teladan, tidak menyuruh disiplin sedangkan atasan sendiri tidak ada keteladanan disiplin. Butuh pemimpin yang bijaksana, harus beri penghargaan kepada yang setia dan punishment kepada yang malas.
Tugas tugas juga harus diarahkan , jadi dimulai dengan penguasaan Tupoksi masing masing, bekerja berdasarkan prinsip management perencanaan , pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Setiap PNS dengan jabatan struktural menyusun program berdasar Renstra dan renja, ada terobosan tupoksi, setiap bulan ada pelaporan realisasi, dan permasalahan dan rencana kedepan. Itu yang saya rasa harus dilakukan. Surat surat penugasan dibagikan sesuai Tupoksi dan jangan ditunda tunda pekerjaan, harus ada rapat evaluasi setiap minggu untuk mengevaluasi kinerja.
Dalam pengambilan keputusan harus melalui Rapat Resmi , kecuali wewenang ada pada pimpinan tetapi harus menggali masukan, menimbang dengan bijaksana, jangan terburu buru, pelajari aturan terkait dan apapun resikonya keputusan harus diambil dan tegas dalam mengawal keputusan, jangan plin plan.


Jikalau kita berjuang untuk kepentingan banyak orang, untuk kesejahteraan rakyat maka jangan takut dan gentar, sopan dan santun dalam berjuang, totalisme , dedikasi tinggi dan berjuang sampai akhir dalam keyakinan. Perjuangan harus dengan motivasi yang luhur dan tulus, semua  akan sia sia jika kita mulai mengijinkan sesuatu dalam pikiran untuk diri sendiri.

Di wilayah saya ada  Eksplorasi dari perusahaan besar. Namanya perusahaan besar maka pasti organisasi, struktur dan modal sangat kuat apalagi perusahaan ini didukung negara. Persoalan eksplorasi tidak menjadi masalah,  yang penting dapat menjamin keamanan , tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar. Perusahaan juga harus terbuka soal CSR kepada masyarakat. Persoalan CSR inilah yang kadang menjadi masalah . Berbagai kepentingan yang benar untuk rakyat maupun kepentingan pribadi mengatasnamakan rakyat demi CSR. Perjuangan menuntut CSR haruslah melalui organisasi resmi yang satu, kuat dan berjuang untuk kepentingan masyarakat bukan pribadi. Jika kita berjuang sendiri sendiri maka perjuangan akan berat, terkotak kotak, dan mungkin sia sia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32