TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32

 

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang menyertai kita semua sampai saat ini kita boleh beribadah secara khusus hendak merenungkan bagian firman Tuhan berdasarkan bacaan Lukas 23:26-32. Tema Perenungan di minggu sengsara yang ke VI saat ini adalah TANGISILAH DIRIMU.

Tema ini memang sangat pendek namun sesungguhnya memiliki arti yang sangat mendalam kaitan dengan minggu minggu sengsara yang sementara kita jalani saat ini. Bila kita merenungkan diri ini sesungguhnya kita penuh salah dan dosa .Dosa membuat kita tidak layak dihadapan Tuhan Yesus.

Dosa telah  membawa manusia pada kebinasaan kekal dan inilah tangisan manusia yang sesungguhnya KARENA UPAH DOSA IALAH MAUT. Kemudian ALLAH  mengutus anakNya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus untuk datang kedalam dunia ini menebus dosa manusia melalui jalan penderitaan., jalan yang tidak mudah , jalan yang susah dan jalan yang sangat berat atau VIA DOLOROSA.

Bagi kita yang pernah menyaksikan film tentang perjalanan kehidupan Tuhan Yesus mungkin akan meneteskan air mata melihat penderitaan Tuhan . Apalagi pada saat Yesus ditangkap, ketika Yesus dikhianati muridnya sendiri, ketika Yesus diolok olok, ketika Yesus dihina, dicambuk sehingga membuat tubuhnya penuh luka dan darah. Tidak berhenti disitu Yesus kemudian dipaksa memikul kayu salib yang kasar dan berat. Yesus pun harus berjalan jatuh bangun memikul salib. Emosi dan perasaan kita pasti tersentuh bahkan meneteskan air mata sambil berucap: ” Sungguh Tuhan Yesus mulia karena rela menderita demi dosa dosa manusia ”.

Saat Yesus sementara memikul salib sebagai manusia Ia memiliki keterbatasan berhubung energy dan tenaga telah tercurah, darah mengalir dan kelemahan mendera. Injil Lukas mencatat dengan jelas bahwa Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, kemudian diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Dari sekian banyak orang yang ada pada waktu itu namun Simon dari Kirene mendapat kehormatan memikul salib. Sebuah keteladanan disini bahwa ia tidak menolak . Simon dari Kirene HENDAK mengingatkan kepada manusia yang hidup dalam segala masa, termasuk kita saat ini  bahwa mengikut Yesus memang tidak gampang dan tidak mudah karena harus siap memikul salib yang berat namun Simon memberi teladan supaya jangan pernah menolak memikul salib apapun resikonya.

Dibelakang Yesus dan simon dari Kirene sejumlah besar orang mengikuti, diantaranya kaum perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Perempuan memang identik dengan perasaan yang mudah tersentuh sampai harus menangis. Mengapa mereka menangis dan meratapi Yesus ? Karena demikianlah kaum perempuan yang tidak tahan melihat penderitaan dan ketidakadilan yang sementara terjadi. Masakan kita tertawa dan menari nari diatas penderitaan orang lain . Para perempuan memiliki sikap berbeda dengan orang lain Yang lain berkata :SALIBKAN DIA, SALIBKAN DIA ataupun tentara Romawi yang kejam dan  tanpa perasaan terus menyiksa tubuh Tuhan Yesus . Disisi lain Para perempuan bisa saja berteriak namun teriakan mereka tidaklah terwujud dalam bentuk kata kata yang terucap melainkan jeritan hati perempuan terwujud dalam tangisan.

Bagi kaum perempuan YANG MENGIKUT YESUS TANGISAN  bukanlah sebuah simbol kelemahan dan kekalahan TETAPI tangisan mereka sebagai simbol kekuatan . TANGISAN PEREMPUAN adalah Sebuah simbol dukungan dan empati terhadap sebuah penderitaan dan kesengsaraan yang sementara terjadi didepan mata. Tangisan MEREKA bukanlah TANGISAN sebagai bukti kelemahan tetapi tangisan ini adalah sebuah bukti kepedulian terhadap Yesus.

Namun kemudian YESUS  berpaling dan berkata Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu.

Mungkin saja para perempuan dan orang orang yang ada pada waktu itu terkejut dan pasti tidak pernah menyangka , namun ucapan Yesus sesungguhnya memiliki dasar , memiliki makna dan sebab akibat. Yesus bukannya tidak peduli atau tidak berterima kasih. Yesus justru  adalah Tuhan dan pribadi yang sangat mengerti dan tahu berterima kasih.  Dalam situasi ini Tuhan Yesus hendak mempertegas ungkapan kepada para perempuan untuk mengambil makna dan arti sebuah tangisan. Tangisilah dirimu merujuk pada segala perbuatan dosa yang telah sering dilakukan sehingga membuat Yesus harus menderita. Ungkapan Yesus ini ditujukan langsung kepada perempuan namun tentu saja semua yang terdekat juga mendengar ucapan Yesus supaya menangisi segala dosa dan perbuatan mereka. Betapa orang orang Yerusalem begitu cepat berubah hatinya, tidak konsisten dan tidak punya pendirian. Sebelumnya Yesus dielu elukan di yerusalem, orang banyak berjalan didepan Yesus dan mengikutiNya sambil berseru HOSANA BAGI ANAK DAUD, namun tidak lama kemudian mereka justru berteriak SALIBKAN DIA SALIBKAN DIA.

Yesus menegur Yerusalem yang akan hancur  KARENA TIDAK LAGI BERPIKIR DAN BERTINDAK SECARA OBJEKTIF DAN BENAR. Bayangkan saja betapa parahnya situasi dan kondisi yang terjadi karena orang benar disalahkan dan orang jahat dibenarkan . Yesus berkata   janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu. Yesus hendak memberi penegasan bahwa dosa selalu membawa akibat dan konsekuensi yang harus diterima yaitu kebinasaan dan penghukuman. Untuk itu ungkapan Yesus harusnya menyentuh hati untuk membawa pada pertobatan karena bagi Yesus Tidak cukup hanya sampai di menangis saja, menangis boleh boleh saja tetapi menangis tidak berarti jika tidak ada perubahan hidup. Disini Yang sangat  penting sekali adalah menangis yang berbuah pada penyesalan dan pertobatan. Itulah menangis yang berkenan kepada Tuhan.

Ungkapan Yesus  TANGISILAH DIRIMU SENDIRI sebagai tema perenungan kita hari ini kembali menggema di gedung gereja GMIM SYALOM untuk  menjadi peringatan dan teguran bagi kita disaat ini dan ditempat ini. Melihat diri kita ini maka  Gambaran Yerusalem yang hancur adalah gambaran diri kita yang berdosa dan tak bisa menyelamatkan diri sendiri. Kita sering mengaku sebagai anak Tuhan namun banyak kali tindakan dan perbuatan kita justru tidak mencerminkan perilaku selaku anakNya. Kita sering mengaku dosa namun banyak kali kita terus berbuat dosa. Kita mendengar firman Tuhan namun banyak kali kita melanggar perintahNya. Kita beribadah namun banyak kali kita memungkiri kekuatan Ibadah dengan tindakan yang tidak sesuai dengan kebenaran. Karena itu Yesus berkata kepada kita semua menangislah dan Tangisan yang terbaik adalah sebuah tangisan yang ditindaklanjuti menjadi pertobatan.

Saat ini ketika kita memperingati sengsara Tuhan Yesus melalui perenungan di minggu minggu sengsara ke-6 atau  terakhir sebelum kita memasuki hari kudus yaitu JUMAT AGUNG DAN PASKAH. Minggu minggu sengsara ini sangat penting kita isi dengan perenungan demi perenungan mendalam dalam bentuk introspeksi secara pribadi, keluarga, jemaat dan masyarakat tentang apa yang kita perbuat selama ini. Yesus telah melewati jalan penderitaan yang sangat berat dan jangan sia siakan penderitaan Tuhan Yesus. Jangan KITA menyalibkan Tuhan Yesus tetapi teladanilah Simon dari Kirene YANG  memikul salib dengan setia dan tidak menolak atau bersungut sungut.

Jalan hidup kita sebagai orang Kristen memang tidak mudah karena penuh tantangan dan cobaan, setiap saat godaan dan cobaan dosa bertubi tubi harus kita hadapi namun kita harus berani melawan dosa . Tuhan Yesus maha pengasih, penyayang dan pengampun untuk itu mari kita mengambil tekad untuk sungguh sungguh  bertobat dan mengikut Yesus. Mari kita memandang pada Yesus, mengandalkan Tuhan Yesus dan memikul Salib Tuhan Yesus dengan setia sampai akhir karena mahkota kehidupan telah tersedia bagi mereka yang SETIA SAMPAI AKHIR. AMIN.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI