KHOTBAH MATIUS 26:69-75 JANGAN MENYANGKAL YESUS KRISTUS

 

Oleh kasih karunia Tuhan maka kita sudah memasuki penghayatan dan perenungan di minggu sengsara yang ke V. Dimana kita merenungkan arti dan makna penderitaan Tuhan Yesus untuk menebus dosa dosa kita semua. Diminggu sengsara ke V ini kita telah bersama membaca bagian Alkitab yang sangat terkenal karena sudah banyak kali kita baca dan kita dengar mulai dari masa anak sekolah minggu sampai saat ini yaitu kisah Petrus menyangkal Yesus . Merenungkan bagian Alkitab  di minggu sengsara yang ke V kita dihentar melalui tema mingguan “JANGAN MENYANGKAL YESUS KRISTUS”.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia menyangkal artinya mengingkari, tidak mengakui, tidak membenarkan atau juga membantah, melawan, menentang dan menyanggah.  Disini kita mengerti bahwa menyangkal ternyata memiliki arti yang luas dan banyak. Sebagai manusia berdosa dalam perjalanan kehidupan sehari hari,  harus kita akui bahwa menyangkal adalah perbuatan yang sering kita lakukan . Contohnya saja anak anak banyak kali menyangkal perintah orang tua, orang tua juga tidak lepas dari perbuatan menyangkal karena sesuatu hal dalam keluarga, juga dalam kehidupan yang lebih luas  sebagai masyarakat terkadang menyangkal perintah pemerintah dan sebagai jemaat seringkali juga banyak kali sadar atau tidak sadar kita telah  menyangkal perintah yang tertulis dalam Alkitab.  Mengapa harus menyangkal? Tentu saja ada alasannya seperti mau membela diri, menganggap diri benar, menolak perintah dan sebagainya. Namun yang pasti menyangkal selalu ada akibat dan konsekuensi dari perbuatan menyangkal itu sendiri.

Saat ini Kita belajar dari Kisah Petrus salah satu dari 12 murid Tuhan . Hari demi hari ia bersama dengan Tuhan Yesus dan pastilah petrus sangat mengenal Tuhan Yesus. Namun mengapa pada akhirnya ia  menyangkal Tuhan Yesus pada saat Tuhan Yesus sangat membutuhkan dukungan dalam kesusahan. Bukankah Seorang sahabat seharusnya bersedia  setia dalam susah dan senang namun betapa menyakitkan ketika ternyata sahabat itu menyangkal kita saat dalam kesusahan dan kesulitan. Inilah sesungguhnya yang hendak digambarkan disini tentang sisi gelap manusia yang hanya berpikir untuk dirinya sendiri, hanya berpikir untuk kesenangan dirinya sendiri dan tidak peka dengan kesusahan orang lain, padahal orang lain itu telah banyak menolong dan membantunya.

Disini kita tahu bahwa nilai nilai kemanusiaan, nilai nilai persahabatan sebenarnya diuji BUKAN pada saat situasi aman aman , damai dan bahagia NAMUN nilai nilai kemanusiaan dan nilai nilai persahabatan sejati  justru diuji dalam hentaman badai, gelombang dan kemelut kehidupan. Pada akhirnya akan kelihatan mana yang betul betul sebagai teman dan mana yang hanya berpura pura menjadi teman.

Petrus yang mengikut Tuhan Yesus dalam pelayanan telah melihat mujizat demi mujizat yang Tuhan lakukan, ia menyaksikan perbuatan perbuatan ajaib dan luar biasa yang Tuhan yesus lakukan. Petrus pernah berkata ENGKAU ADALAH MESIAS ANAK ALLAH YANG HIDUP namun ternyata ia tidak mau menerima kenyataan bahwa Yesus harus menderita , Yesus harus disalibkan dan mati diatas kayu salib untuk menebus dosa dosa manusia. Petrus hanya mau berpikir untuk keselamatan dan kenyamanan dirinya sendiri dan ia tidak dapat menerima dengan akal dan logikanya mengapa  Yesus harus menderita meskipun sudah berkali kali Tuhan Yesus sampaikan menjelang penderitaannya namun nampaknya tidak bisa diterima Petrus karena baginya penderitaan adalah sesuatu yang menyakitkan.

Penderitaan memang tidak gampang, penderitaan memang susah dan berat sehingga banyak orang lebih  memilih menghindar dan lari dari penderitaan. Menghadapi penderitaan, Petrus kehilangan jati diri sebagai murid Tuhan Yesus . Ketika terpojok, ketika terancam, ketika  terabaikan, ketika dalam kesulitan dan dipermalukan membuat Petrus kehilangan imannya .

Padahal sebelumnya dalam matius 26 :33 petrus dengan tegas berkata : "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." Namun kemudian dalam waktu sekejap saja Petrus kehilangan imannya saat diuji melalui cobaan dan penderitaan.

Matius mengisahkan tiga kali Petrus menyangkal Tuhan Yesus. Pertama,  Petrus sengaja membuat strategi untuk menjaga jarak dari Tuhan Yesus dengan memilih duduk di luar di halaman. Ia cari aman sendiri dan berpikir bisa terbebas dari masalah namun seorang perempuan mengenalinya dan berkata bahwa Engkau selalu bersama sama dengan Yesus. Respon Petrus adalah Aku Tidak Tahu. Inilah penyangkalan yang pertama.

Ketika di halaman ia ketahuan, maka strategi kedua adalah Petrus menyingkir ke pintu gerbang yang kondisinya lebih gelap atau remang remang dengan harapan identitasnya sebagai murid Yesus tidak terdeteksi oleh masyarakat di sana. Ternyata di pintu gerbang pun ia masih dikenali sebagai seorang yang satu kampung halaman dengan Yesus dan disini petrus bukan hanya menyangkal Yesus yang kedua kali  tetapi juga bersumpah palsu dengan mengatakan tidak mengenal Yesus.

 Kali yang ketiga lebih parah lagi ketika sudah banyak orang yang mengerumuninya. Disini  Petrus mengutuk dan bersumpah AKU TIDAK KENAL ORANG ITU. Pada saat itu berkokoklah ayam dan teringatlah petrus pada perkataan Yesus bahwa sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal AKU tiga kali.

Tuhan menggunakan ‘ayam’ untuk mengingatkan  Petrus. Ada dua makna tersembunyi dari penggunaan  ‘ayam’ dalam penyangkalan Petrus.

 Pertama, ayam adalah salah satu binatang yang dianggap tidak setia. Dia akan bergonta ganti pasangan dan tidak ada ikatan yang terjadi antara ayam jantan dan betina . Disini Ayam digunakan sebagai sarana pengingat kepada petrus tetapi juga pengingat kepada manusia tentang sebuah ketidaksetiaan.

Tetapi, yang Kedua, Ayam  khususnya ayam jantan tetap setia berkokok di pagi hari artinya di tengah ketidaksetiaan manusia Tuhan tetap setia dan anugerah Tuhan selalu tersedia di pagi hari sebagaimana firman Tuhan dalam ratapan 3 :22-23 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

Ketika ayam berkokok Petrus pergi keluar dan menangis dengan sedihnya. Menangis dengan sedihnya adalah tanda penyesalan. Ia menyesal karena sebenarnya ia bisa membela imannya namun mengapa justru ia menyangkal imannya hanya karena tidak mau menderita. Bersyukur Petrus tidak mengambil jalan seperti Yudas karena kemudian penyesalan Petrus berbuah pada PERTOBATAN dan Petrus yang bertobat sungguh kemudian dipakai sebagai Rasul yang setia dan tidak pernah lagi mengingkari imannya kepada Kristus meskipun banyak sekali penderitaan yang harus ia hadapi seperti dapat kita baca dalam kesaksian  Surat Petrus.

Dari kisah petrus yang sangat terkenal ini maka sesungguhnya kita perlu mengambil makna dalam menjalani kehidupan beriman di tengah dunia yang bergelora saat ini, bahwa kita juga bisa menjadi lemah dan tak berdaya  di tengah tantangan dan kesulitan yang sewaktu waktu bisa datang dan menguji iman kita ataupun  di tengah penderitaan dan kesusahan yang harus kita lewati .

Situasi saat ini dimana kita Hidup di tengah dunia dengan banyak tawaran dan godaan yang menggiurkan seperti kekayaan, harta benda, jabatan, kedudukan , kecantikan , yang semuanya menghadirkan kemudahan, keindahan dan kenikmatan duniawi, namun hati hati jangan sampai karena tawaran dunia kita menyangkal Yesus Kristus. 

Harta benda, jabatan, kedudukan , popularitas akan hilang namun iman jangan sampai hilang karena iman kepada TUHAN YESUS KRISTUS  akan membawa kita pada keselamatan kekal.

Selagi masih diberikan nafas kehidupan, waktu hidup, kekuatan dan kesehatan dari Tuhan mari jemaat  kita menampilkan dan meyakinkan kepada  dunia, bahwa kita adalah orang orang yang setia dan tidak akan pernah menyangkal iman kita apapun konsekuensi kehidupan yang harus kita hadapi hari lepas hari. Ingatlah kesetiaan Tuhan Yesus untuk melakukan kehendak Allah demi keselamatan manusia. Ia rela sengsara, disiksa, menderita, disalibkan dan mati diatas kayu salib demi keselamatan kita. Kesetiaan Tuhan Yesus dalam penderitaan, kematian membawa pada kebangkitan Kristus yang artinya adalah kemenangan . Karena itu jangan pernah kita berpaling dari kasih Tuhan Yesus, jangan kita menjauh dari Tuhan Yesus, jangan kita mengandalkan diri sendiri ,jangan kita meninggalkan persekutuan yang beribadah dan jangan kita menyangkal Tuhan Yesus melainkan tetap setia karena pasti Tuhan Yesus akan menolong dan memampukan kita menjalani kehidupan di tengah dunia ini. AMIN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32