KHOTBAH MINGGU, 8 NOVEMBER 2020. KEJADIAN 9 :1-17 . JANJI PEMELIHARAAN ALLAH

 

Salam sejahtera bagi kita semua,

Apa kabar hari ini? Tentu sehat, kuat dan diberkati Tuhan sehingga kita boleh kembali memberi diri dalam persekutuan yang beribadah di hari minggu yang kudus ini bersama dengan keluarga, teman, dan sahabat.

Hari ini minggu, 8 November 2020 sebagai warga GMIM kita masih dihentar melalui tema bulanan MEMELIHARA KEUTUHAN CIPTAAN dan tema sepanjang minggu yang berjalan ini adalah JANJI PEMELIHARAAN ALLAH.

Kata janji adalah sebuah kata yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Banyak kita mendengar tentang janji dan banyak kali kita juga mengucapkan kata janji. Kata janji adalah hal biasa dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan berumah tangga ketika di teguhkan dalam nikah yang kudus ada janji, dalam kehidupan bisnis ada janji, muda mudi dalam kehidupan pacaran ada janji, dalam mengikut Tuhan juga ada janji.  Sekarang pun dalam masa Pilkada ada janji. Pokoknya tak terhitung lagi janji janji yang sudah pernah kita ucapkan ataupun yang sudah pernah kita dengar selama hidup ini.

Dari sekian banyak janji persoalannya Cuma satu yaitu apakah janji ditepati atau tidak. Hanya itu saja persoalan tentang janji. Dan memang janji manusia lebih banyak yang tidak ditepati. Seperti ungkapan oh tenang kita pinjam dulu doi nanti kita kase bale kalau so ada berkat karena kita kwa perlu sekali, mar so lama tunggu tunggu ndak kase pulang. Dimasa muda mudi juga banyak kali berjanji kalau so kaweng sehidup semati, hujan badai pun kau tetap segalanya mar serta so kaweng towo koteen.

Demikian juga dalam kehidupan beriman ketika ada masalah dan pergumulan kita sering berjanji Tuhan saya mau bertobat mar serta so diberkati so lupa Tuhan.

Itulah manusia pribadi yang penuh kelemahan dan dosa sehingga janji manusia nyanda dapa pegang, musti kaji bae bae dulu apa yang dia ada janji.

Tentu berbeda dengan janji Tuhan itulah janji yang ditepati dan sama sekali tidak dilanggar.

Saya belum sempat menemukan berapa jumlah kata janji dalam perjanjian lama sampai perjanjian baru namun satu hal yang kita yakini bahwa janji Tuhan adalah ya dan amin seperti mazmur 12 :7

Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.

Firman ini sangat sangat jelas kita dapat bayangkan proses peleburan logam mulia apakah emas atau perak . Dibakar dan dimurnikan di api yang sangat panas dengan suhu tinggi. Firman Tuhan katakan tujuh kali dimurnikan sehingga mendapatkan perak yang teruji. Itulah janji Tuhan janji yang murni.

Termasuk dalam konteks bacaan kita hari ini Perjanjian Allah dengan Nuh Kejadian 9 :1-17 dengan tema perenungan kita janji pemeliharaan Allah.

Kita tahu bersama sebelumnya terjadi penghukuman atas dosa dosa dan kesalahan manusia dengan datangnya air bah yang menenggelamkan semua apapun dibumi kecuali Nuh . Sebelumnya manusia hidup tanpa takut akan Tuhan, manusia jadi tuhan atas dirinya. Tidak heran kekerasan demi kekerasan disana sini, percabulan dan roh zinah dimana mana, hukum dan ketetapan dilanggar, aturan dilanggar, manusia sudah mencapai puncak kejahatan. Ini semua tentu tidak lepas dari pantauan Allah di tempat yang maha tinggi namun tak tersembunyi. Tuhan marah dengan kelakuan manusia dan keputusannya tegas tak bisa dibantah yaitu datangnya air bah yang memusnakan semua yang ada kecuali Nuh , keluarga dan seisi bahtera.

Menarik untuk dicermati dan dipahami bersama mengapa Nuh dipilih untuk diselamatkan . tidak lain dan tidak bukan adalah satu kata yaitu KETAATAN dan ternyata benar KETAATAN KEPADA TUHAN MENDATANGKAN BERKAT. Allah melihat ketaatan NUH, Allah melihat isi hati Nuh dan Allah peduli dan mengerti dengan Nuh. Ketika membangun bahtera Nuh tidak sedikit tantangan dan hambatan, ia dicap orang gila, tidak waras, diolok olok, ditertawakan dan dianggap orang aneh.

Secara pikiran manusia memang sampai saat ini begitulah manusia selalu cenderung melihat yang kurang pada sesame, yang aneh pada sesame dan tidak memahami betul mengapa ia melakukan hal itu. Manusia cenderung sudah terpola hanya melihat kekurangan orang lain dan tidak meneliti dengan betul mengapa orang lain ada dalam situasi dan kondisi seperti itu.

Kita bayangkan saja jika pada saat ini ada orang beking perahu besar di kawangkoan, pasti istilahnya sekarang yang top “ DAPA BULLY” .Orang akan bilang, so ndak butul ini, so gila stou, so ndak maso akal dan lain sebagainya padahal torang ndak pigi Tanya kiapa dia ada bangun perahu, apa dia pe maksud.

Bagi Nuh membangun bahtera yang sangat besar dengan ukuran yang sudah diatur dan ditentukan dan sama sekali jangan dilanggar ukurannya bukanlah hal yang mudah saudaraku, bukan semudah berbicara, bukan semudah mengucap janji, itupun dengan keadaan saat itu yang tidak memakai teknologi. Pasti pekerjaan sangat sangat melelahkan, menguras stamina, menguras emosi, menguras doi dan lain sebagainya. Belum lagi ejekan dari orang orang lain. Namun kita belajar bahwa Nuh fokus dan taat. Ia tidak mempedulikan apa kata orang tapi Nuh mempedulikan apa kata Tuhan.

Sangat berat sebenarnya pergumulan Nuh di masa itu, Nuh juga torang tahu bukang Cuma beking beking bahtera dia pe kerja tapi dia juga sekaligus membangun kesadaran bagi orang orang disekitarnya untuk bertobat. Ia tidak malu bersuara supaya manusia bertobat karena hukuman Tuhan akan datang. Sayang sekali nyanda ada yang badengar, bertahun tahun bahtera dibangun, bertahun tahun.

Saya mencoba mencari referensi berapa lama sesungguhnya bahtera Nuh dibangun karena Cuma mangada sendiri kasiang dan saya menemukan referensi bahwa Nuh sendiri baru memiliki anak ketika usianya 500 tahun, diperkirakan pembangunan bahtera ketika anak-anaknya sudah mulai dewasa. Bahtera itu selesai dibuat ketika Nuh berusia 600 tahun (Kejadian 7:6), jadi diperkirakan lama pembangunan bahtera itu sekitar 80 hingga 100 tahun. 

Bayangkan saudara 80-100 tahun. Mungkin kalau torang so menyerah, so gagal tapi Nuh sekali lagi fokus pada tujuan ilahi , fokus pada Tuhan dan bukan fokus pada apa kata manusia.

Berarti 80-100 tahun nuh berkali kali menyampaikan bertobatlah, bertobatlah namun itulah manusia nyanda pernah sadar malah mengejek .

Singkat cerita kita tahu bahwa air bah menyapu bersih , nyanda ada yang tersisa kecuali Nuh dan seisi bahtera.

Firman Tuhan berkata Allah yang menghukum namun Allah juga yang mengasihi manusia.

Kasih Allah adalah segala galanya dan k arena kasih Allah jugalah bukan karena usaha dan upaya manusia maka  pintu anugerah, pintu keselamatan  terbuka lebar.

Kejadian 9 adalah episode baru , babak baru dalam kehidupan manusia.dari episode yang sangat memiluhkan hati, episode cerita yang sangat menyedihkan kepada episode pemulihan .Tidak selama lamanya Allah menghukum tapi saatnya juga Allah mengasihani dan mengampuni manusia yang berdosa.

Ayat 1 Allah memberkati Nuh tetapi dalam ayat 2-6 dan berfirman beranakcuculah bertambah banyak serta penuhilah bumi. Kemudian secara jelas Allah memberikan rambu rambu kehidupan atau petunjuk kepada Nuh apa yang boleh dilakukan dan apa yang jangan dilakukan. Nuh telah belajar dari pengalaman sebelumnya dan Nuh pastinya belajar untuk tetap setia, tetap taat dan tetap komitmen pada Tuhan. Masih sangat membekas pengalaman air bah dan bagaimana Nuh dan seisi keluarga diselamatkan dan ini sekali lagi hanyalah anugerah Tuhan , hanyalah berkat Tuhan saja karena Nuh adalah peribadi yang setia dan taat.

Selanjutnya ayat 9-17 berbicara tentang perjanjian Allah dengan Nuh . Betapa tak terlukiskan pengalaman inidah yang Nuh alami karena torang bayangkan saja kalau Bapak Bupati saja undang pa torang kong beking perjanjian untuk mo dapa berkat bagaimana torang pe senang ndak dapat dilukiskan  apalagi berkat yang Nuh terima Allah sendiri yang membuat perjanjian dengannya.

Secara jelas Ada dua isi perjanjian yang Allah buat yaitu pertama perjanjian dengan nuh secara khusus dan keturunannnya dan kedua, perjanjian dengan segala makhluk hidup yang masih tatinggal di bahtera Nuh.

Perjanjiannya Cuma singkat belum pakai meterai kalau torang pe istilah baku percaya mar bukan baku percaya manusia tapi dari Tuhan. Bunyi  perjanjian  yaitu : SEJAK INI TIDAK ADA YANG HIDUP YANG AKAN DILENYAPKAN OLEH AIR BAH LAGI, DAN TIDAK AKAN ADA LAGI AIR BAH UNTUK MEMUSNAHKAN BUMI.

Singkat, padat dan jelas itulah perjanjian Allah dengan Nuh.

Karena dulu belum ada meterai maka ada dia pe tanda , supaya perjanjian ini jelas dapalia dengan dapa inga yaitu torang so tahu bersama disebut PELANGI.

Ada lagu top anak anak pelangi pelangi alangkah indahnya merah kuning hijau dilangit yang biru, pelukismu agung siapa gerangan pelangi pelangi ciptaan Tuhan.

Sampai sekarang di hari ini pelangi tetap ada meski jarang torang lia tetapi pelangi bisa saja sewaktu waktu muncul. Itulah tanda yang jelas tentang janji pemeliharaan Allah bagi Nuh tetapi juga bagi kita manusia yang hidup sampai saat ini bahwa tidak akan ada lagi air bah.

Bukan Cuma itu saja Allah berjanji untuk tetap setia dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangannya asalkan saja kita hidup sesuai dengan firman Tuhan karena jelas saja bagaimana janji Allah tergenapi dalam hidup kita kalau hidup kita tidak bertobat dan masih suka hidup dalam dosa.

Kalau torang masih suka hidup dalam dosa pasti torang berjanji nyanda akan ditepati alias towo tapi kalau torang hidup dalam Tuhan rasa malo ndak mo tepati apa yang torang bajanji pa Tuhan dengan bajanji pa orang lain.

Hidup di dunia sekarang ini dengan kesulitan, tantangn, pergumulan memang tidak gampang namun ingatlah perjanjian Allah dengan Nuh dan janji janji firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab bahwa Allah setia dan tetap memelihara kita tapi ingat hiduplah sesuai dengan kehendak Tuhan jangan hidup dalam dosa. AMIN

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32