POLITISASI BIROKRASI

Memang sudah menjadi nasib PNS untuk saat ini kariernya bukan ditentukan oleh kapasitas, profesionalisme, kualitas , kapasitas, sumber daya yang handal tapi ditentukan oleh politik. Ini yang saya amati di daerah saya.  Jenjang karier menjadi tidak jelas, siapa dekat api katanya dia panas.PNS di kantor lebih banyak berbicara tentang politik, caleg, partai, daripada menyelesaikan tugas. Tupoksi pun terhambat karena arahan politis. Kegiatan kegiatan yang didanai APBD seperti sosialisasi, tatap muka , dialog melenceng dari tujuan karena jadi ajang kampanye terselubung . Warna baju PNS lebih banyak berganti ganti sesuai warna partai  pemenang. Lebih heran lagi fungsi mutasi, rotasi, promosi jabatan bukan ditentukan oleh Baperjakat tapi oleh " baperjakat swasta", orang orang dekat penguasa, pembisik pembisik, pelapor pelapor, pimpinan partai penguasa.  Siapa pasang badan untuk memenangkan kemauan pimpinan terhadap salah satu partai ya kalau menang pasti jadi bintang , kalau kalah pasti jadi sampah. Banyak pejabat pejabat ABS : asal bapak senang. Politik adalah kepentingan , dan kepentingan tidak ada yang abadi . Hari ini sama kepentingan kawan, besok berbeda jadi lawan. Kasihan politik bila harus seperti ini mengorbankan manusia terutama sang abdi negara, PNS. PNS lebih banyak menjadi alat politik di masa masa pemilihan daripada menjadi alat negara. PNS tidak berdaya karena nasibnya ditentukan oleh politik. PNS ditakut takuti seperti ungkapan : mutasi di tempat jauh, non job akhirnya   Lebih banyak yang suka cari cari muka tetapi mereka yang demikianlah yang dipakai. Sampai kapan ini terjadi ? Mau jadi apa bangsa ini, apa ini tujuan bangsa kita merdeka sedangkan kemerdekaan bagi PNS masih jauh dari harapan. Apa ini tujuan Soekarno Hatta mendirikan bangsa ini? Bukan main pembodohan terpelajar ini dan kita tidak dapat berbuat apa apa menghadapi fenomena ini. Elit elit penguasa sangat senang melihat penderitaan PNS. Setiap ajang pemilihan selalu ditakut takuti, diancam, di politisasi . Ini fakta karena saya sendiri alami, lihat dan rasakan. Pakai baju di rumah saja hati hati jangan salah warna. Hari ini pun masuk telepon , mau suka jabatan aman? pasang badan. Eh , di rumah nenekmu ada pasang bendera partai lain, hati hati ada laporan, bisa berpengaruh pada jabatanmu. Inikah demokrasi? Ya saya hanya memilih  berdoa saja dan lebih mendekat kepada Tuhan, karena hanya dalam DIA ada perlindungan, sukacita dan damai. Untuk apa kekuasaan, harta , jabatan , kalau mengorbankan orang lain , didapat dengan cara tidak benar. Tidak ada yang abadi dalam dunia ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32