PEMIMPIN 28/8/14

Hari ini banyak pengalaman berharga dalam kehidupan saya.
Sebagai pemimpin
1. Menyelesaikan masalah
Pagi pagi saya mendapatkan telepon dari seorang perangkat desa yang mempertanyakan operasional A.D.D yang " katanya " belum diserahkan Ka des. Disini laporan ini jangan langsung di benarkan maka saya pun langsung lakukan kroscek dengan Ka des. Menurut penjelasan pak Kades tidak benar demikian. Kades pun meminta identitas pelapor tapi dalam rangka kerahasiaan informasi maka saya tidak sampaikan. Untuk pembuktian maka saya pun mendapat ide langsung untuk mempertemukan kedua pihak yaitu pelapor dan terlapor. Saya segera menindaklanjutinya, tidak menunda nunda dan langsung respon. Ternyata sang pelapor " tidak mau bertemu" banyak alasan . Saya pun meminta Ka des untuk datang  dan bawa bukti kwitansi penerimaan dan memang Kades datang ke kantor , mengadakan klarifikasi dan menunjukkan buktinya. Saya pun menfotocopy bukti tersebut dan mengambil keputusan sementara bahwa pelapor ini hanya cari masalah saja.
2. Menahan emosi, mampu mengendalikan diri dan sabar.
Ada masalah yang saya  komunikasikan dengan atasan tentang ketidakpuasan salah satu desa dengan pemindahan lokasi kantor camat . Saya pun langsung memberi saran kepada atasan dan didengar oleh teman teman kantor. Pembicaraan sebelumnya berjalan baik tapi teman teman yang mendengar " tanpa etika" langsung berubah menjadi kompor , mereka tertawa tapi tertawa ini lain yaitu menyinggung perasaan. Perasaan dan posisi saya seperti tersudut, tapi bersyukur saya dapat menahan emosi, mengendalikan diri dan sabar, meski pendapat saya tidak diterima malah di balas dengan candaan yang tidak tepat dari teman teman.
Herannya kalau dirumah tangga pengalaman sebelumnya emosi saya cenderung tidak terkendali , meledak bahkan barang barang sekitar jadi sasaran akibatnya memalukan diri sendiri dan dapat menghancurkan masa depan keluarga.
3. Jerih juang dan upaya kerja kita sebagai pemimpin dihargai oleh jemaat dan masyarakat
Sore hari saya diundang oleh Salah satu gereja untuk menghadiri HUT seorang pendeta ketuanya. Begitu saya tiba suasana sangat meriah, ada bangsal sukacita, banyak orang diundang . Saat masuk bangsal berjejer makanan di meja meja yang disedikan secara sukarela oleh anggota jemaat hanya untuk merayakan HUT seorang pemimpin. Begitu besar maknanya dalam acara ini yaitu kerelaan untuk membagi dan kedewasan dalam memberi dan menghargai pemimpin oleh jemaat. Bila sudah begini berarti pemikiran saya sang ketua ini pasti telah memberi yang terbaik, dicintai jemaatnya sehingga mereka rela membuat acara untuk sang pemimpin. Tentu kalau sudah begini maka otomatis sang pemimpin harus terlecut untuk lebih memberi yang terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32