Khotbah minggu, 18 Agustus 2013


Kemarin tanggal 17 AGUSTUS KITA memperingati Hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Di berbagai tempat Banyak kegiatan dilaksanakan untuk memaknai hari kemerdekaan. Merdeka tentu erat kaitan dengan kebebasan , bebas dari penindasan dan penjajahan . Bebas untuk hidup sebagaimana harkat dan martabat sebagai manusia.  Bebas untuk menata hidup menuju  sejahtera. Tetapi pertanyaan nya sekarang benarkah kita sudah merdeka ?
Tema mingguan yang diangkat MTPJ adalah mengusahakan kesejahteraan. Untuk sejahtera tentu harus diperjuangkan. Sejahtera tidak akan datang sendiri, mustahil sejahtera kalau kita malas, tidak melakukan apa apa dan pangko kaki. Mustahil bangsa ini merdeka jika tidak ada perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang merebut kemerdekaan. UUD 1945 secara jelas menyampaikan apa tujuan Negara ini setelah merdeka yaitu mencapai kesejahteraan umum.
Saat ini kita hidup dalam alam kemerdekaan , namun ada orang yang belum merasakan kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya. Di sekitar kita masih  banyak orang yang hidup dalam keterbatasan, kemiskinan, dilecehkan, terpinggirkan , bagi mereka kemerdekaan seperti ungkapan jauh panggang dari api.
Belakangan ini di media massa menjadi topic hangat apa yang terjadi dengan oma Wilhelmina mogot yang tinggal di desa kaima kecamatan remboken.
Oma Wilhelmina adalah salah satu dari warga Minahasa yang boleh dikata tak merasa merdeka apalagi  tersentuh program mensejahterahkan masyarakat .

Tinggal di bawah pohon pada sebidang tanah milik orang, dengan beratapkan terpal tua yang mulai bocor serta tidur hanya diatas selembar papan berlantaikan tanah, minum dan memasak dari penampungan air hujan, Oma Wilhelmina tetap bertahan hidup.

Selama itu, dirinya bertahan hidup dengan berkebun di tanah orang dan menjual hasil tanamnya untuk menghidupkan dirinya bersama seorang anaknya bernama Benna Rintjap (40), yang sakit.
Dalam kondisi yang sangat memiriskan ini, Oma Wilhelmina tidak pernah terdaftar sebagai warga miskin di Minahasa, yang berhak menerima bantuan pemerintah seperti beras miskin (Raskin) ataupun bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), apalagi jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), atau bantuan lainnya.
Tapi Tuhan maha adil dalam hidup serba kekurangan dan kemiskinan ia tetap sehat di usia saat ini 82 tahun.


http://cybersulutnews.co.id/files.php?file=minahasa/IMG_20130809_01553_932905131.jpg
Gambar 'Istana' Oma Wilhelmina, tempat dirinya bersama anaknya menghabiskan waktu selama 10 Tahun terakhir

 Saudaraku, ini hanya satu potret anak bangsa yang sudah 68 tahun merdeka. Jangankan sejahtera merdeka saja belum, sementara berita televisi diisi kembali dengan sepak terjang KPK dalam memberantas korupsi., terbaru yaitu penangkapan kepala Satuan kelompok kerja minyak dan gas bumi republic Indonesia  yang menerima suap 700.000 dolar Amerika atau 7,2 milyar rupiah. Padahal ia pun sebenarnya sudah kaya, harta pribadi tersangka  yang dilaporkan  resmi adalah 8 milyar.
Disini kita melihat kesenjangan, Yang kaya belum puas dan terus menghalalkan segala cara memperkaya diri sendiri sementara yang miskin semakin miskin.



Namun, lepas dari semuanya itu kita tetap adalah anak bangsa dan pertanyaan penting bagi kita sekalian adalah peran apakah  yang harus kita buat bagi bangsa ini  dalam mengisi kemerdekaan dan mengusahakan kesejahteraan bagi sesama , apakah kita memilih tinggal diam, tidak melakukan apa apa , atau  kita mau terlibat untuk menjadi berarti bagi sesama, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan dimana kita beraktifitas.

Konteks yeremia 29 : 1-14 bacaan kita hari ini  berbicara tentang kondisi umat yang sebenarnya tidak merdeka, mereka sementara berada dalam pembuangan. Tetapi disini nabi yeremia mengingatkan mereka untuk tidak larut dalam keputusasaan , meratapi nasib, menyerah, dan tidak melakukan apa apa. Meski di negeri orang lain yaitu babel mereka tetap dipanggil untuk mengusahakan kesejahteraan kota dimana mereka tinggal. Alasannya jelas kesejahteraan kota adalah kesejahteraan mereka juga. Kalau kota dimana mereka tinggal susah dan  menderita, maka demikian juga mereka.  Yeremia memberi pesan yang jelas kepada orang Israel daripada meratapi diri sendiri adalah lebih baik peduli dengan orang lain, peduli dengan lingkungan dan keadaan di sekitar kita KARENA Tuhan telah merancangkan yang terbaik bagi umat yaitu rancangan damai sejahtera, hari depan yang penuh harapan dan bukan rancangan kecelakaan.
dua hal penting yang ditekankan nabi yeremia kepada bangsa Israel yaitu dua  kata kerja : mendoakan dan mengusahakan.
 kedua hal ini berhubungan erat. Mendoakan sesuatu dengan sungguh-sungguh sangat penting , ini yang harus menjadi nafas setiap orang percaya kapan dan dimanapun dia berada. Dalam yeremia 29 ;12-14 Tuhan pasti mendengarkan doa umatnya ketika kita mencari Dia dengan segenap hati. Bila selama ini secara jasmani dan rohani kita merasa belum merdeka maka ketika kita datang pada Tuhan ia pasti akan memerdekakan kita .
  Dalam  konteks 1 Petrus 4 : 7b Paulus pun mengingatkan kepada jemaat yang sementara menderita, dianiaya karena Injil , supaya mereka  menguasai diri, di tengah kesulitan , pergumulan, ancaman, tantangan, supaya tetap tenang sehingga dapat berdoa karena doa adalah kekuatan orang percaya.
Selanjutnya Ketika kita telah berdoa dengan sungguh sungguh maka hal kedua yang tak kalah penting adalah mengusahakan secara  aktif dalam  mewujudkan doa-doa tersebut.
1 Petrus 4 : 8-11 membawa kita orang percaya untuk menjadi agen agen kemerdekaan dimanapun kita berada, dalam situasi dan kondisi sekitar yang masih membutuhkan kemerdekaan jasmani dan rohani. Paulus kembali mengingatkan tentang satu kata yaitu kasih..Gereja perlu melakukan kasih untuk mengatasi  masalah masalah sosial bagi mereka yang lemah, papa, miskin, bodoh, pengangguran, kesenjangan sosial,   Kasih bukan hanya kata kata, bukan hanya program, bukan hanya impian tapi kasih harus  dilakukan. Paulus memberi contoh praktis seperti Memberi tumpangan, melayani seorang akan yang lain semuanya dilakukan  dengan tidak bersungut sungut  .
Kita semua  adalah anak bangsa Indonesia . Maju mundurnya bangsa ini, sejahtera tidaknya bangsa ini terletak pada kepedulian kita semua. Bangsa Indonesia dalam usia kemerdekaan yang ke 68 tahun membutuhkan kita semua untuk menjadi seperti Yeremia dan umat Israel yang mau peduli dengan sesama, mendoakan dan berusaha menciptakan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Tuhan., berkatilah Indonesia, ubahlah setiap hati yang egois agar tidak merusak negeri ini , berilah kasih bagi kami supaya kami dapat membawa kemerdekaan
untuk menciptakan kesejahteraan. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32