MASALAH MORALITAS


MASALAH  MORALITAS
Keluarga yang  kelihatan di “luar” baik baik saja, aman aman saja, serasi, harmonis, tapi siapa yang tahu isi hati ?
Tantangan keutuhan keluarga di zaman ini memang luar biasa. Godaan terhadap penyelewengan dalam keluarga, mengingkari janji pernikahan begitu kuat?
Semua berpulang pada pribadi.
Manusia memang telah jatuh dalam dosa, dan celah hawa nafsu begitu menggiurkan. Kita pun adalah terbuat dari “ daging”. Roh penurut tapi daging lemah demikianlah bunyi firman. Tergantung kita , apa kita mebuka celah, menyerah pada godaan atau melawan sekuat tenaga sampai mati terhadap godaan dosa ?
Laki laki dan perempuan itu beda secara seks , keinginan pada hasrat seksual itu pasti, karena tubuh ini dipenuhi hormon hormone seksualitas. Kalau kita tidak kendalikan bahaya? Itu juga yang terus digumuli setiap orang sepanjang masa.
Daud tokoh besar jatuh dalam godaan seks. Tokoh tokoh besar hancur keluarga, karir, pribadi karena penyelewengan seksual.
Godaan ituterus ada sepnjang zaman, bahkan semakin menggila.
Zaman sekarang lebih bahaya lagi, penyelewengan dan seks sudah menjadi bahasa biasa, bahasa umum.
Cerai, hugel, sudah bahasa hari hari.
Koran Koran dipenuhi berita berita seks, hugel, dan semacamnya. Seperti judul : Banyak IRT korban suami maniso.
Pengalaman ini pun jadi kenyataan dalam keluarga saya,
Rumah tangga kakak saya yang 20 tahun terbina, seperti aman, aman, tidak ada masalah, hancur seketika ketika seorang ibu, istri tanpa pemberitahuan, tanpa signal awal, lari dari rumah demi mencari cinta masa lalu yang bersemi kembali.  Padahal banyak orang mengira ini tidak masuk akal, mustahil. Karena ia tokoh masyarakat, disegani, banyak dipakai di pemerintah maupun jemaat, seorang tokoh pendidikan yang disegani sesuai penuturan kepalA UPTD karena ia kepala sekolah,pernah guru teladan, dan menerima sertifikasi guru,  di gereja apalagi seorang pelayan Tuhan, seorang penatua. Kalau Cuma masalah uang tidak masalah di keluarga.Tapi karena gelora nafsu, Ia pun bahkan rela meninggalkan suami, anak, dan semua jabatannya demi seorang laki laki, demi hubungan terlarang. Nama baik tercoreng, keluarga malu dan sampai tulisan ini dibuat belum ada kejelasan.
Belum lagi hilang masalah ini datang lagi masalah yang sama. Kali ini pun terjadi pada seorang tokoh gereja, seorang pendeta ketua jemaat, terindikasi curi curi pandang dengan seorang ibu anggota jemaat yang rumahnya di depan gereja, dekat pastori. Untunglah belum menjurus pada hubungan terlarang, dan masalah inipun terbuka karena kecurigaan dari suami dari ibu ini. Suami ibu ini memang bekerja di luar daerah, jarang pulang, tapi ia lakukan karena memang demi menafkahi keluarga. Bagaimanapun istri nya tidak kerja, anak 3, yang tua sementara kuliah, butuh biaya. Tapi ia curiga dengan perilaku istrinya yang mungkin butuh kasih sayang secara manusia, ingin dibelai, tapi ya suami kerja di luar daerah. Ibu ini pun memang di kalangan jemaat dan masyarakat dipanggil “artis” karena memang meski usia mendekati 40 tahun tapi selalu berpakaian menarik atau seksi . Entah mengapa dan ada pikran dari mana ,sang pendeta diam diam curi curi pandang, dan tertarik dalam hati. Memang istri pendeta inipun kerja, dan sangat mengejar karir. Mungkin tidak lagi memperhatikan kebutuhan jasmani dalam keluarga. Sang suami mungkin tidak diperhatikan lagi.  Ya, sudah bisa ditebak jadilah sesuatu yang mustahil, dan tidak seharusnya dilakukan seorang pendeta. Masakan sudah sering berkunjung ke rumah ibu anggota jemaat  ini tanpa alasan jelas, bahkan dalam pengakuan dosa sempat memeluk ibu ini dan mengajak untuk hugel. Ampun ya ampun apa yang terjadi . Dosa merajalela.
Orang orang yang dipandang tokoh tokoh justru begitu muda jatuh dalam godaan dosa.               Ini pun terus terjadi, belum lagi hilang kisah pendeta yang meneguhkan pernikahan saya , terjerumus dalam hubungan terlarang dengan anggota jemaat, seorang yang menurut istri berwibawa, tapi kepergok di hotel,
Kemudian, seorang rekan pendeta pelayanan  yang baru mutasi ke jemaat yang baru, dan tak lama kemudian terdengar kabar “affair” dengan pendeta ketua jemaat. Hancur ya hancur, siapa lagi yang bisa jadi teladan,
Belum lagi mantan atasan saya di kantor, hampir hancur berantakan keluarga karena “ affair dengan staf kantor  yang cantik, beruntung masih ada kata maaf dari istrinya. Tapi ya saya tidak tahu kalau mantan atasan saya ini sudah bertobat atau belum.
Saya pun mendengar kabar bagaimana seorang pemimpin daerah yang begitu jaya, dihormati dalam karir namun keluarga hancur, selama kepemimpinan tidak didampingi istri, karena istri strees, curiga, frustasi , dengan perilaku sang pejabat yang kalau keluar daerah, tidak jelas apa yang dilakukan , mungkin ada simpanan simpanan. Untuk apa karir sukses tapi keluarga hancur. Dan setelah mengakhiri jabatan, pisah ranjang suami istri, masing masing jalan sendiri meski ini memang tidak terekspos.

Hari ini pun saya bercerita dengan saudara tentang makhluk yang dinamakan perempuan ini.
Seorang pejabat non job di suatu kabupaten karena memang waktu tahapan pilkada ia begitu mendukung sang incumbent, namun incumbent kalah. Dalam pemerintahan baru otomatis ia diusulkan non job. Tapi ia cantik, menarik, mulus, begitulah pandangan laki laki.
Saat dikonsultasikan pergantian di tingkat yang lebih tinggi, pejabat penentu ini menanyakan : itu perempuan bagaimana? Dia diperbantukan saja di tempat ini. Wah, apa maksud? Bukankah dulu waktu tahapan pilkada ia marah dengan sikap perempuan ini, tapi ya begitulah.
Mungkin daftar cerita ini akan bertambah lagi, atau anda juga punya daftar yang banyak tentang kehancuran pribadi, rumah tangga hanya karena “kebun kecil” itu?
Oh Tuhan ampunilah, secara daging saya pun manusia menjadi sasaran godaan dosa ini.
Di dunia modern ini tidak gampang mempertahankan keutuhan rumah tangga, apalagi istri sudah tidak  menarik secara jasmani, atau suami tidak perhatian lagi , suami sibuk dengan karir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32