RENUNGAN MATIUS 2:13-18 STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

 

Bersyukur kepada Tuhan dihari Natal ke-2 tanggal 26 Desember 2020 dalam segala keterbatasan akibat pandemic covid19 namun tidak menghalangi  kita untuk beribadah dan bersama sama merenungkan kembali makna natal melalui bacaan Firman Tuhan dalam matius 2 :13-18.

Tema perenungan kita adalah STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK DAN PEREMPUAN

Kekerasan pada perempuan meningkat di masa pandemi Covid-19. Saat perempuan dan anak-anak diminta melakukan aktivitas di rumah saja di masa Covid-19, ternyata rumah tidak menjadi tempat yang aman bagi perempuan dan anak. Masalah ekonomi dan beban berat yang ditimpakan pada perempuan turut memicu terjadinya kekerasan baik secara psikologis maupun secara fisik

data yang diungkap Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dr. Nur Sitepu, secara nasional persentase kekerasan pada perempuan dan anak sangat mengkhawatirkan. “Satu dari tiga perempuan di Indonesia atau 30% perempuan mengalami kekerasan dan dua dari tiga anak atau 60% anak di Indonesia mengalami kekerasan,”
Perempuan memiliki kodrat untuk melahirkan yang merupakan salah satu proses yang tidak mudah dimulai dari mengandung sampai melahirkan anak ke dalam dunia ini. Peran perempuan sangatlah besar dalam kehidupan sebuah rumah tangga, tak jarang kita melihat banyak keluarga sukses atas dorongan dan perjuangan seorang perempuan mengatur dan mengelola rumah tangga, juga peranan penting perempuan dalam mendidik anak anak supaya menjadi generasi yang beretika, berguna dan bermanfaat bagi sesama

Disisi lain anak adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan di tengah keluarga. Anak anak adalah masa depan keluarga, gereja, bangsa dan negara. Karena itu, sejak kecil seharusnya anak diberikan perlindungan, rasa aman dan tentram serta anak  dipersiapkan  bertumbuh di jalan yang benar supaya  tidak menyimpang diusia dewasa.

Kehadiran  seorang anak seharusnya bukan sebuah beban melainkan sebuah berkaT karena anak anak bagaimanapun adalah titipan dalam sebuah keluarga untuk dirawat dan dijaga sebagaimana seharusnya.

 seorang anak harus dilindungi dari  teror, ancaman dan kekerasan baik yang berasal dari dalam keluarga maupun yang berasal dari luar keluarga seperti yang telah  dilakukan Yusuf dan Maria yang diberikan kuasa melahirkan Juruselamat Yesus Kristus kedalam dunia. Tidak gampang tantangan Yusuf dan Maria yang baru saja dikaruniai anak dimana mereka harus melindungi keluarga dari terror herodes sang pemimpin.

Pemerintah dan Pemimpin harusnya melindungi , mengayomi dan menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat namun berbeda jauh dalam kisah kelahiran Tuhan Yesus Kristus dimana pemerintah atau penguasa justru berlaku sewenang wenang terhadap masyarakat akibat takut kehilangan posisi dan jabatan.  Herodes tidak ingin kekuasaannya beralih kepada orang lain, tidak ingin tersaingi dan tidak ingin kehilangan jabatan sehingga berita dari orang majus tentang lahirnya seorang Raja untuk disembah membuatnya kehilangan akal sehat dan mengambil keputusan salah dengan  memerintahkan agar semua anak laki-laki yang berumur dua tahun kebawah dibunuh. Anak anak yang tidak bersalah menjadi korban tak bersalah dari keegoisan sang penguasa yang tidak ingin kehilangan jabatan dan posisi.

Namun Tuhan Allah yang adalah raja diatas segala raja, penguasa atas bumi, langit dan segala isinya tentu tidak tinggal diam. Allah berdaulat atas apapun dalam dunia ini dan tidak ada satupun manusia yang dapat menggagalkan rencanaNya.

Malaikat Tuhan berkata kepada Yusuf : bangunlah ambilah Anak itu serta IbuNya , larilah ke Mesir dan tinggalah disana karena Herodes mencari anak itu untuk membunuhnya.

Disini kita melihat kembali bagaimana ketaatan Yusuf melaksanakan perintah Tuhan . ia tidak tawar menawar dengan Tuhan, ia percaya sungguh bahwa apa yang Tuhan perintahkan benar adanya dan membawa kebaikan. Ceritanya tentu bisa berbeda seandainya Yusuf tidak taat namun disinilah keunggulan  pribadi Yusuf sehingga dipilih Tuhan sebagai ayah dari sang juruselamat karena nilai ketaatan yang sangat tinggi. Kata kunci disini adalah Ketaatan kepada Tuhan mendatangkan berkat dan menghindarkan dari segala malapetaka.

Malam itu juga sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Tuhan dan sebagai bentuk perlindungan terhadap anak dan perempuan maka Yusuf sebagai kepala keluarga segera bertindak , sebagai suami dan sebagai ayah yang bertanggungjawab ia melakukan perintah malaikat dengan segera membawa keluarga menyingkir ke Mesir dan tinggal disana sampai Herodes mati.

Namun dalam situasi dan kondisi berbeda Ketika herodes tahu bahwa ia telah diperdayakan oleh orang majus maka ia sangat marah dan kehilangan akal sehat dengan menyuruh membunuh semua anak di Betlehem yang berumur dua tahun kebawah dan tergenapilah firman yang disampaikan nabi yeremia bahwa terdengar tangis dan ratap karena orang tua yang kehilangan anak mereka yang mati secara tragis.

Kisah tragis ini menjadi pelajaran berharga sampai masa kini  tentang hilangnya nilai kemanusiaan dan hati nurani karena keserakahan dan keegoisan manusia yang mengorbankan orang lain demi kepentingan dan kenikmatan diri sendiri karena itu Kekerasan dalam bentuk apapun tidak bisa kita biarkan karena kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah apapun.

Tuhan tidak pernah tidur dan selalu melihat apa yang diperbuat manusia dan Tuhan akan menyatakan kuasa dan kedaulatanNya

Mother  Theresia dari Kalkuta berkata apa yang menghancurkan dunia bukan bom atom, penyakit kanker atau pun bencana alam; yang menghancurkan dunia ialah ketika orang kehilangan kasih  Seperti yang telah ditunjukkan oleh raja Herodes.

Sebagai pengikut Kristus, hari ini kita  belajar dari perbuatan herodes dan perbuatan  Tuhan Yesus yang justru mengorbankan dirinya demi orang lain dan bukan mengorbankan orang lain demi diri sendiri.

Salib Yesus adalah sebuah bukti nyata dan fakta pengorbanan terbesar bagi keselamatan umat manusia dari dosa .

Makna Natal melalui kisah Matius 2 :13-18 adalah manusia harus kembali kepada jati dirinya yang sejati sebagai makhluk ciptaan Allah yang dikaruniakan akal sehat sehingga hendaknya kita berjuang dan menemukan berbagai strategi untuk menolak  berbagai praktik kekerasan dan pembunuhan yang mengakibatkan penderitaan. Di masa Natal ini dan seterusnya  jangan sampai kita menjadi pembawa bencana dan malapetaka bagi orang lain, melainkan hindarkan kebencian, emosi tak terkendali dan kekerasan terhadap sesame terutama terhadap perempuan dan anak yang selalu menjadi korban.

Warga GMIM harus menjadi teladan sebuah gerakan stop kekerasan kepada perempuan dan anak. Termasuk Kita semua YANG SAAT INI BERIBADAH di hari natal yang kedua ini harus berkomitmen untuk menjauhkan diri dari perbuatan tercela yang tidak berkenan kepada Tuhan.

Pandemi covid 19 yang masih terjadi tentu ada maksud Tuhan . Pandemi covid 19 sesungguhnya mengajak kita semua untuk mengintrospeksi diri sejauh mana kita telah mengisi dan memaknai hidup ini apakah kita berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan ataukah selama ini kita telah menjauh dari kebenaran firman Tuhan.

sebagai gereja marilah kita membuka hati kita, membuka perspektif kita terhadap persoalan persoalan yang sementara terjadi saat ini baik pandemic covid19 maupun persoalan persoalan social kemasyarakatan, persoalan keluarga, persoalan orang tua dan anak ,persoalan suami istri dengan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Korban kekerasan khususnya terhadap anak dan perempuan seperti suami menganiaya istri, pelecehan seksual terhadap wanita, penganiayaan terhadap anak secara psikis dan fisik, perdagangan perempuan dan berbagai tindakan melanggar lainnya seharusnya tidak terjadi lagi apalagi dilakukan oleh warga gereja.

Belajarlah seperti Yusuf yang melindungi istri dan anakNya dari kekerasan dan jauhkanlah diri kita menjadi seperti herodes yang merancang dan memerintahkan terjadinya pembunuhan missal.

Untuk itu supaya terhindar dari perbuatan tercela Mari kita melatih diri dan keluarga untuk tekun berdoa, rajin membaca Alkitab dan giat beribadah sehingga pola pikir, sikap dan tindakan tidak dipengaruhi oleh emosi, kebencian, kemarahan, pertikaian melainkan dipengaruhi oleh imah, harap dan kasih.

Semoga demikian. AMIN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH 50 TAHUN EMAS

KERJA YANG DIBERKATI

TANGISILAH DIRIMU DARI LUKAS 23 :26-32