KERJA YANG DIBERKATI
Syalom!
Tema
perenungan kita sepanjang minggu yang berjalan ini adalah “KERJA YANG
DIBERKATI”
Kerja adalah
bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hidup kita. Tuhan memberi manusia 6 hari
untuk bekerja dan hari ketujuh adalah
hari beristirahat yang bagi kita dimaknai sebagai hari beribadah di gereja.
Hidup manusia memang sebagian besar
diisi dengan kerja, kerja dan kerja. Kalau masih anak anak sampai usia remaja
tentu belum sepenuhnya dituntut untuk kerja , tugas mereka adalah sekolah.
Namun meskipun mereka masih sekolah namun orang tua sudah mengajarkan mereka
tentang kerja. Ketika menuju usia pemuda
apalagi sudah berkeluarga maka tuntutan
untuk kerja adalah suatu kewajiban yang
harus dilakukan sebab mau makan apa dan mau jadi apa bila tidak bekerja.
Alkitab
mencatat bahwa Allah kita adalah Allah yang bekerja. Dalam Kejadian pasal 1
kita membaca Allah bekerja menciptakan langit bumi dan segala isinya. Pada hari
keenam Allah menciptakan manusia segambar dan serupa denganNya. Dalam Kejadian
1 ;28 Allah sudah memberi perintah pertama kepada manusia untuk bekerja melalui
ungkapan penuhilah bumi dan taklukanlah itu. Allah menempatkan mereka di taman
Eden untuk bekerja melalui mengusahakan dan memelihara taman itu.
Namun sejak
kejatuhan manusia dalam dosa maka sejak itu makna kerja menjadi lebih BERAT ,
karena manusia harus bersusah payah mencari rezeki dari tanah seumur hidupnya
dan dengan berpeluh atau berkeringat manusia akan mencari makanannya sampai
manusia itu sendiri kembali menjadi tanah.
Meskipun
manusia telah jatuh dalam dosa namun tentu tidak meniadakan atau menghilangkan
kasih setia Allah bagi manusia ciptaannya. Tuhan tetap setia dan mau menyelamatkan
manusia dari hukuman dosa. Itulah yang
disebut ANUGERAH ALLAH semata mata.
Namun
meskipun hidup ini adalah ANUGERAH ALLAH
dimana ALLAH berjanji menyelamatkan kita bukan berarti kita tinggal diam,
berfoya foya, bermalas malasan, tidak mau bekerja dan tidak mau taat padaNya. Rasul
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika dengan tegas mengatakan , jika
seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Ini berarti Jika manusia tidak
mau bekerja itu berarti akan merugikan
dan membahayakan dirinya sendiri karena
sama saja tidak menghargai anugerah ALLAH dan menentang firman TUHAN.
Kerja
sebagai anugerah ALLAH berarti juga bahwa BERKAT yang didapat dari hasil kerja
sesungguhnya bukan hanya karena usaha dan kerja keras kita, bukan karena
kemampuan kita tetapi semuanya itu juga sesungguhnya hanyalah karena ANUGERAH
ALLAH sehingga KERJA yang diberkati adalah kerja yang membawa dampak dalam
kehidupan pribadi dan keluarga tetapi juga membawa dampak bagi orang lain dalam
persekutuan jemaat dan masyarakat.
Dalam Injil
LUKAS 5 :1-11 disana kita membaca sosok sosok yang sementara memaknai kerja
dengan profesi dan tujuan yang berbeda. Yesus
Kristus bekerja untuk tujuan yang kekal yaitu hendak menyampaikan dan
mengajarkan FIRMAN ALLAH. Disisi yang lain Simon Petrus dan nelayan yang lain
bekerja untuk tujuan hidup didunia ini yaitu memenuhi kebutuhan hidup dan
mendambakan kesuksesan serta keberhasilan dari pekerjaanNya.
Namun
meskipun profesi mereka berbeda namun satu hal yang pasti profesi mereka adalah profesi yang benar sebab dalam
kehidupan ini disadari banyak juga profesi yang tidak benar. Kerja yang diberkati adalah kerja yang benar
dan juga kerja yang dilakukan dengan benar.
Simon Petrus
adalah nelayan yang ahli, ia juga adalah seorang pekerja keras dan yang utama
profesi dan pekerjaannya adalah profesi yang benar dan baik namun ternyata ada
masalah dan tantangan yang harus dihadapi yaitu malam itu ia sudah melakukan
tugasnya dengan benar untuk menebarkan jala namun tetap tidak mendapatkan apa
apa. Tentu kita dapat menyelami perasaannya keesokan harinya ketika kembali
merapat di tepi pantai. Pasti ada rasa kecewa, perasaan gagal dan begitu banyak
perasaan bergejolak. Mungkin ia berpikir
bagaimana hidupnya hari itu, darimana ia akan makan, bagaimana ia akan memenuhi
kebutuhan hidupnya, atau mungkin kalau ada hutang bagaimana ia akan
melunasinya. Pagi itu betapa berat beban hidup Simon Petrus.
Gambaran
Simon Petrus terkadang adalah gambaran kita semua yang hidup saat ini. Kita
sudah bekerja melalui pekerjaan yang baik dan benar, kita sudah berusaha,
bekerja keras, sudah banyak yang dikorbankan, tetapi mengapa tidak ada hasil
sementara begitu banyak tuntuan dan biaya hidup yang harus dipenuhi. Mungkin
kita berdoa mengapa Tuhan?
Ketika
perahu simon petrus merapat di tepi pantai, Tuhan Yesus ada disana dan Ia pasti
mengetahui perasaan daripada Simon Petrus . Tetapi ada hal yang menarik karena Tuhan Yesus belum langsung menyapa dan
menjawab kegelisahan dan harapan daripada Petrus. Yang dilakukan Tuhan Yesus adalah naik
diperahu Simon Petrus lalu Ia mengajar orang banyak termasuk mengajar Simon
Petrus.
Tentu ada
makna dari tindakan Tuhan Yesus ini yang
hendak Ia sampaikan bahwa yang paling utama terlebih dahulu adalah carilah
Tuhan. Tuhan Yesus hendak menyampaikan kepada Petrus bahwa bagaimana mungkin
kerja Simon Petrus akan diberkati kalau Ia tidak mengandalkan Tuhan. Mungkin
saja malam sebelumnya ia tidak berdoa, ia hanya mengandalkan pada kekuatannya
sebagai manusia, ia hanya menyandarkan pekerjaannya kepada keahliannya sebagai nelayan dan bukan pada kemahakuasaan
Tuhan. Apa akibatnya? Ia tidak mendapatkan apa apa alias gagal. Disini Tuhan
Yesus secara khusus memberi pesan ORA ET LABORA. Berdoa dan BEKERJA itulah
rahasia Kerja yang diberkati.
Selesai
mengajar Yesus memberi perintah supaya Simon Petrus kembali naik ke perahu
bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Pasti perasaan Simon Petrus saat itu adalah
terpaksa melakukannya. Dalam pikirannya adalah mustahil, sebagai nelayan ia
tahu bahwa bagaimana mungkin ini dilakukan sedangkan malam hari saja tidak
mendapat ikan apalagi di pagi hari yang sudah terang dengan sinar matahari. Namun Pasti Simon Petrus sudah mendengar
pengajaran firman yang disampaikan , ia
sudah dijamah Tuhan dan Ia sudah
diubahkan sehingga ia taat pada perintah
Tuhan.
APa yang
terjadi ? Ketaatan pada pendengaran akan Firman Tuhan membawa berkat. Mujizat
terjadi. Dari yang tak mungkin ternyata bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Merka
menangkap sejumlah ikan sehingga jala mulai koyak karena terlalu banyak yang
ditangkap. Kita belajar dari Simon Petrus bahwa Kerja yang diberkati adalah
kerja yang taat pada pendengaran akan firman Tuhan. Kerja yang diberkati adalah
kerja yang taat pada perintah Tuhan.
Selanjutnya
kita membaca bagaimana Kerja dari Simon Petrus adalah kerja bersama atau
kerjasama dengan rekan rekannya. Begitu banyak berkat yang didapat Simon dengan
ikan yang begitu banyak. Namun ternyata ia tidak mau mementingkan diri sendiri,
ia tidak mau senang sendiri, ia tidak mau untung sendiri tapi ia mau berbagi , ia mau menjadi berkat
bagi orang lain. Alkitab mencatat ia
memanggil teman temannya dan mereka saling membantu dalam arti saling membagi
berkat satu sama yang lain. Disini kita
belajar bahwa Kerja yang diberkati adalah kerja yang juga menjadi berkat bagi
orang lain bukan hanya untuk dinikmati oleh diri sendiri. Saling membagi berkat ternyata tidak membuat
mereka akan kekurangan tapi justru semakin diberkati.
Itulah bukti
anugerah dan kasih karunia Tuhan bagi Simon Petrus dan teman temannya yang
boleh mereka rasakan dan alami pada saat itu.
Apa yang
terjadi dalam kehidupan Simon Petrus yang dikerjakan Tuhan adalah pelajaran
berarti bagi kita semua dalam memaknai kerja sebagai anugerah Tuhan bahwa Kerja
yang diberkati adalah Kerja yang mengandalkan Tuhan, Kerja yang taat pada
perintah Tuhan dan Kerja yang menjadi berkat bagi sesama.
Selamat bekerja,
selamat berjuang .Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Sabtu, 18 Februari 2017
Komentar